= Penyalir
Sekat Air
Fungsi : - mengembangkan
paru – paru yang kolaps
- mengeluarkan udara
- mengeluarkan darah / cairan
WSD dicabut
apabila :
- Pneumotoraks sudah
minimal à sudah tidak sesak
- Hemotoraks sudah minimal à sudah tidak sesak
- WSD sudah tidak produksi
Apabila ada perbaikan klinis , lebih
baik selang WSD tidak langsung dicabut, tapi selang di klem dulu
selama 24 jam untuk menghindari kejadian ternyata WSD masih produksi
lagi.
WSD dicabut pada saat tekanan
intra toraks (+) yaitu penderita disuruh inspirasi dalam lalu kemudian
tahan.
Lokasi Pemasangan WSD :
- Pada Tension Pneumotoraks : Biasanya pada ICS II linea
midclavicula
- Pada Hematotoraks :ICS
V anterior dari garis mid axilaris (setinggi puting susu)
Yang perlu diperhatikan Tanda WSD
berfungsi
- Darah inisial
- Adanya bubble (gelembug-gelembung
udara)
- Adanya undulasi (gerakan
cairan dalam drain/selang yang mengikuti irama pernapasan
- Produksi / jam à 3 jam I cairan kekuningan / kental .......cc
- Fogging (berembun /
berkabut di selang)
Torakotomi dilakukan bila :
- pada awalnya
keluar darah 1500 cc, atau
- kehilangan darah
terus-menerus sebanyak 200 cc perjam dalam waktu 2 – 4 jam
Sebab
kegagalan WSD
- Tube terlipat di dalam
rongga dada
- Sumbatan dalam bekuan
darah pada drain
- Dapat terjepit di antara
kedua costa
- Ada bekuan diantara
drain/ sambungan drain
- Cairan tidak dikoreksi à terlalu banyak à cup tenggelam
Selang WSD : Chest tube no. 38 French
bila tidak ada gunakan
selang NGT / Rectal Tube
Cara Pasang WSD
menurut ATLS (insersi chest tube)
1. Resusitasi cairan melalui
paling sedikit 1 kateter intra vena kaliber besar dan monitor tanda vital harus
dilakukan.
2. Tentukan tempat insersi,
biasanya setinggi puting (sela iga V) anterior linea mid aksilaris pada area
yang terkena. Chest tube kedua mungkin dipakai pada hemotoraks.
3. Siapkan pembedahan dan
tempat insersi ditutup dengan kain
4. Anestesi lokal kulit dan
periosteum iga (dengan infiltrasi anestesi)
5. Insisi transversal
(horisontal) 2 – 3 cm pada tempat yang telah ditentukan dan diseksi tumpul
melalui jaringan subkutan, tepat di atas iga
6. Tusuk pleura parietal
dengan ujung klem dan masukkan jari ke dalam tempat insisi untuk mencegah
melukai organ yang lain dan melepaskan perlekatan, bekuan darah dan lain –
lain.
7. Klem ujung proximal tube
torokostomi dan dorong tube ke dalam rongga pleura sesuai panjang yang
diinginkan
8. Cari adanya ” fogging”
pada chest tube pada saat ekspirasi atau dengan aliran udara.
9. Sambung ujung tube
toraksostomi ke WSD
10.Jahit tube ditempatnya (jahit dengan jahitan matras
horisontal, akhiri dengan simpul hidup)
11.Tutup dengan kain kasa dan plester
12.
Buat foto rontgen toraks
13.Pemeriksaan analisa gas darah sesuai kebutuhan